Ini merupakan pengalaman pertama saya ikut (sedikit) berkontribusi dalam proses perekaman suatu live music. Walaupun hanya membantu dalam proses perekaman saja, saya merasa sudah menjadi bagian dari kelompok musik lokal Bandung ini. Sungguh suatu pengalaman yang mengasyikan bagi "orang kaku" yang tidak terlalu mengenal dunia musik dan aktivitas digital art lainnya dengan serius.
Dimulai dari kesepakatan kerja bareng antara KluB dengan Common Room tentang pemanfaatan free/open source software di bidang aplikasi multimedia dan digital art. Live music recording yang digelar pada hari Sabtu (6 Januari 2007) kemarin ini merupakan hasil kolaborasi: Gustaff (Programming/Sampling/Synth), Hendy (Vox/Efx), dan Pey (Bass). Dan, musik yang dihasilkan direkam di notebook saya dengan aplikasi Audacity di atas platform Linux, tepatnya distro openSUSE 10.2.
[Gambar 03: Versi Kernel Linux yang dipakai, 2.6.18.2-34]
[Gambar 04: openSUSE 10.2, distro Linux yang digunakan]
Suasana yang tidak jauh beda dengan live music professional dan klab-klab musik--yang biasa live pada setiap malam di kota-kota besar--terasa sekali oleh naluri selera musik saya yang berbeda. Biasanya saya hanya suka mendengarkan lagu pop yang itu-itu saja, pada waktu perekaman musik tersebut saya mendapatkan perasaan baru yang strange tapi sangat bisa untuk dinikmati. Entahlah apakah musik ini tergolong music jazz atau bukan, tapi yang pasti musik ini dimainkan dengan suasana enjoy dan dapat didengar dengan sangat nyaman. Kolaborasi antara musik yang nge-beat dan instrument music yang tenang... Great, it's a great music![Gambar 04: openSUSE 10.2, distro Linux yang digunakan]
Tapi, ternyata yang membuat saya takjub bukan hanya sekadar live music yang nyaman dan enak untuk dinikmati tapi juga (terutama) proses recording yang menggunakan Audacity yang dioperasikan oleh saya sendiri, sebuah software open source yang cukup terkenal sebagai sound editing application di Linux. Dan karena pengalaman berharga ini, saya bisa memastikan bahwa Audacity SUDAH SIAP sebagai aplikasi perekam (recording) dan pengolah (editing) suara.
Pada kesempatan ini pun (Alhamdulillah) saya sekali lagi ditunjukan oleh Allah Swt. adanya suatu tool (=program alat bantu) yang free (as freedom), yang luar biasa manfaatnya bagi kebaikan dan kehidupan. Tool yang dapat memodifikasi musik standard menjadi musik yang bisa menggugah hati pendengarnya, yang semoga dapat menjadi inspirasi positif bagi yang mendengarkannya :)
Proses recording tersebut berlangsung dengan mulus dan menghasilan output musik yang excellent!, begitu ungkap Gustaff H. Iskandar--Koordinator Bagian Riset dan Pengembangan Common Room Network Foundation--yang sampai hari ini saya lihat Beliau terus mengolah hasil rekaman tadi.
Tapi sayang live music tersebut tidak saya capture, alasannya simple... tidak punya foto digital aja sih.. :) , mudah-mudahan hari Sabtu depan ada yang bawanya, jadi bisa disimpan di blog ini.
Tulisan lain yang berkaitan: Projekt Heterologia 1, dan Projekt Heterologi 2.
Ingin mencoba mendengarkan hasil (ubahan) akhir dari musik tersebut? Anda bisa mendapatkannya di sini.
Audacious! :)
1 comment:
kalau rocording radio streaming bisa tidak ya audacity ?
Post a Comment